BEHAVIORISME
Teori Beaviorisme lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap
lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka. Tujuan psikologi secara teoritis adalah memrediksi dan mengontrol
perilaku, sehingga instropeksi bukan metoda yang dipergunakan. Yang dipelajari
adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran karena merupakan pengertian
yang meragukan.
PRINSIP PRINSIP TEORI BEHAVIORISME
- Obyek psikologi adalah tingkah laku.
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada
reflek.
- mementingkan pembentukan kebiasaan.
PSIKOANALISA
Psikoanalisa merupakan salah satu aliran psikologi
yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang mengembangkan
teori ini. Psikoanalisis merupakan satu pandangan baru tentang manusia, dimana
ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha
untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria. Kemudian menarik
kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil
penelitian yang dilakukannya kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku
manusia.
prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia sebagai berikut:
- Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman
masa kanak-kanak
- Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui
proses mental yang tidak disadari
- Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang
sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri
melalui dorongan libido dan agresifitasnya
- Secara umum perilaku manusia bertujuan dan
mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari
kenikmatan
- Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual
mengarah pada perilaku neurosis.
- Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
- Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat
keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada
seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan
memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
- Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh
penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama
proses perilaku. Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat
luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang
hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
HUMANISTIK
Aliran humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan
besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an.Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow
dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis
dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat
berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme.
Tekanan utama yang oleh behavioris
dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi
Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia
sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks
seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk
mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat
mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan
pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya
yang dapat diamati.
Psikolog-psikolog Humanistik pun
tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan
oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik)
kaum behavior.
Menurut aliran humanistik, kedua
aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah
laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya;
apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari atau
conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan
kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang
jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia
itu pada dasarnya baik. Perbuatan perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan
diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh
penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia
tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang
aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan
nasib orang lain.
Psikolog humanistik mencoba untuk
melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka
cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah
manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih
potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
Psikologi humanistik adalah
suatu gerakan perlawanan terhadap psikologi yang dominan yang mekanistik,
reduksionistik, atau ’psikologi robot” yang mereduksi manusia. Psikologi humanistik
juga menentang metodologi yang restriktif yang menyisihkan pengalaman batin.
Psikologi humanistik menghimpun para ahli psikologi yang
merepresentasikan pandangan-pandangan dan kecenderungan yang berbeda, juga para
ahli psikologi yang hanya menyetujui penolakan terhadap psikologi yang
mekanomorfik.
Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik
Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan salah satu aliran
psikologi yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang
mengembangkan teori ini. Psikoanalisis merupakan satu pandangan baru tentang
manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan
dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria. Kemudian menarik
kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil
penelitian yang dilakukannya kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku
manusia.
Teori Kepribadian
Freud mengembangkan sejumlah teori kepribadian yang teori-teori
tersebut memiliki relvansi dengan proses konseling psikoanalisis, diantara
teori-tersebut adalah Topografi Kepribadian. Teori ini
menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem, bagi
pencetus teori ini (Freud) kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran
(awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
ü Alam Sadar (conscious/Cs) adalah bagian
kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu
secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu
menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
ü Alam Prasadar (preconcious/Pcs) adalah bagian
kesadaran yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi untuk
mengantarakan ide, ingatan, perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusaha
mengingatkanya kembali. Alam prasadar bukan bagian dari alam sadar, melainkan
bagian lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyadari
sesuatu.
ü Alam Bawah Sadar (unconscious/Ucs) adalah
bagian dari dunia keasadran yang terbesardan sebagai bagian terpenting dari
strukutur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang
hidup individu yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya.
Perilaku manusia sebagian besar didorang oleh perasaan dan pikiran yang
tersimpan di dalam unconscious ini. Struktur Kepribadian menurut Freud bahwa
kepribadian manusia tersusun secara stuktural. Freud berpendapat bahwa dalam
dunia kesadaran (awareness) individu terdapat subsistem struktur kepribadian
yang berinteraksi secara dinamis, diantara subsistem tersebut adalah id:
komponen biologis, ego: komponen psikologis dan superego komponen sosial
Hakekat Manusia
Berangkat dari teori yang dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
Berangkat dari teori yang dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Perilaku pada masa dewasa berakar pada
pengalaman masa kanak-kanak
b. Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui
proses mental yang tidak disadari
c. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan
yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecenderungan mengembangkan diri
melalui dorongan libido dan agresifitasnya
d. Secara umum perilaku manusia bertujuan dan
mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari
kenikmatan
e. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual
mengarah pada perilaku neurosis.
f. Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
g. Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan
melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada
seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan
memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
h. Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak
berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi
selama proses perilaku
Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
Aliran
Behaviorisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme
Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang
di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental. Meskipun pandangan
Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi
secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai
perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme
sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Tokoh yang
terkenal dalam aliran ini adalah John B Watson. Ia menolak bahwa pikiran
sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi
tentang perilaku dari kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat
diobservasi (atau yang secara potensial dapat diobservasi). Menurutnya,
psikologi itu murni merupakan cabang dari pengetahuan alam (natural science)
eksperimental. Tujuan psikologi secara teoritis adalah memrediksi dan
mengontrol perilaku, sehingga instropeksi bukan metoda yang dipergunakan. Yang
dipelajari adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran karena merupakan
pengertian yang meragukan.
Prinsip Dasar Behaviorisme
- Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
- Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
- Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
- Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
- Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
- Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Aliran
Humanistik
Aliran humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi
dalam tahun 1950-an dan 1960-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari
psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl
Rogers. Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan
behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti
dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris
dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi
Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia
sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks
seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk
mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat
mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan
pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah
lakunya yang dapat diamati.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Menurut aliran humanistik, kedua aliran itu memandang tingkah laku
manusia secara salah yaitu sebagai tingkah laku yang seluruhnya ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan itu berupa
motif-motif yang tak disadari atau conditioning dari masa kanak-kanak dan
pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan kedua pandangan aliran tadi, aliran
Humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif mengenai hakekat
manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik.
Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang
sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari
sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia tidak dipandang sebagai
mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang aktif yang mempunyai
kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia
melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif
optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan
manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan
hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan
humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Psikologi humanistik adalah suatu gerakan
perlawanan terhadap psikologi yang dominan yang mekanistik, reduksionistik,
atau ’psikologi robot” yang mereduksi manusia. Psikologi humanistik juga menentang metodologi yang restriktif
yang menyisihkan pengalaman batin. Psikologi humanistik menghimpun para
ahli psikologi yang merepresentasikan pandangan-pandangan dan kecenderungan
yang berbeda, juga para ahli psikologi yang hanya menyetujui penolakan terhadap
psikologi yang mekanomorfik dan yang
Sumber Referensi:
Innerliches, Aszese. 2008. dalam
artikel
http://eldido.blog.friendster.com/konseling-dalam-perspektif-psikoanalisa
Mimi. 2008. dalam artikel
http://makmun.blog.com/aliran-humanistik
Panggabean, Hana. 2009. dalam
artikel http://rumahbelajarpsikologi.com/behavior
TERIMA KASIH ILMUNYA KAK
AntwoordVee uithttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Firman_effendy.wordpress.com
sangat bermanfaat sekali
AntwoordVee uitMy blog